Tanya Jawab

0


Mengapa harus melakukan Budi daya Padi Mesti Hemat Air ?
Gagasan mengembangkan budi daya padi hemat air di dasarkan kepada beberapa hal, diantaranya :
  1. Keberadaan prilaku manusia terutama petani pengelola agroekosistem padi sawah yang keseharianya berhubungan langsung dengan pengelolaan air di sawah.
  2. Sebagai proses pembelajaran yang lebih mengarahkan pengaruh air yang berlebihan / mengggenang kondisi sawah dalam jangka waktu yang lebih lama dan kedalaman yang tinggi terhadap beberapa unsur ekosistem (Sifat tanah, aliran energi dan siklus nutrisi)
  3. Sebagai bahan evaluasi hubungan timbal balik antara manusia dengan alam khususnya komponen air, bahwa air telah banyak memberikan segalanya untuk kehidupan manusia, tapi sebaliknya apa yang yang telah manusia berikan untuk memperhatikan air baik kelestarian , kualitas bahkan pengelolaan yang lebih baik terhadap komponen unsur ekosistem lainnya.
  4. Sebagai bahan-bahan untuk di kaji tentang pengaruh air terhadap akar tanaman padi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tunas, malai, bulir dan kebernasannya.
Apa Akibat Penggenangan Air Pada Lahan Ekosistem Padi Sawah ?
Sebagai suatu sistem yang hidup tanah mempunyai fungsi dan peranan dalam mendukung tumbuhnya tanaman, komponen dalam tanah seperti Mikro Organisme (MO), cacing, serangga atau binatang lain seperti plankton, chiro adalah identik dengan karyawan petani yang berada di dalam tanah, karena komponen tersebut bekerja setiap saat sepanjang masa selama lahan tersebut difungsikan sebagai sawah, mereka bekerja menggemburkan dan menyuburkan tanah dengan kata lain memperbaiki struktur tanah, mereka bekerja sekaligus membuat agar tanah tersebut mampu menahan air, dan mereka pun berusaha membuat bahan-bahan mentah menjadi nutrisi yang siap dimakan tanaman khususnya padi.
Namun demikian bila terjadi penggenangan pada lahan tersebut apa yang akan terjadi dengan kehidupan serta dengan fungsi dan peranan karyawan-karyawan tersebut? dan Apa yang akan terjadi pula dengan keberadaan mereka di bumi atau di habitatnya ?
Penggenangan khususnya pada tanaman padi berakibat rusaknya dan hancurnya bahkan matinya jaringan kompleks (cortek, xylem dam phloem) pada akar tanaman padi, hal ini akan berpengaruh kepada aktivitas akar dalam mengambil nutrisi di dalam tanah lebih sedikit dengan bantuan jaringan sederhana sebagai jaringan cadangan yakni jaringan “Aerenchyma” sebagai pengganti fungsi jaringan kompleks, namun berbeda dalam pengambilan jumlah nutrisi yang jauh lebih keci l/ sedikit, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman agak terhambat dan berakibat kepada kemampuan kapasitas produksi yang akan lebih rendah.

Apa itu Budi Daya Padi Hemat Air ?
Sejalan dengan gagasan dan akibat yang telah ditimbulkan dari penggenangan air di lahan padi sawah, maka budi daya padi hemat air diartikan upaya budi daya tanaman padi yang memperhatikan semua komponen yang ada di ekosistem ( Tanah, Tanaman, Mikro Organisme dan Makro Organisma, Udara, Sinar matahari dan tentunya air ) sehingga memberikan produktivitas yang tinggi/optimal/sinergis, menghindari berbagai pengaruh negative bagi kehidupan komponen tersebut atau menghindari berbagai kerusakannya dan memperkuat dukungan untuk terjadinya aliran energi dan siklus nutrisi secara alami.

Bagaimana Cara mengetahui, Mengerti dan Memahami Budi Daya Padi Hemat Air ?
Budi daya hemat air merupakan sistem produksi pertanian yang holistic dan terpadu, dengan mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup berkualitas berkelanjutan, sehubungan dengan preferensi seperti itu maka model pertanian hemat air khususnya pada tanaman padi adalah salah satu pilihan untuk dibangun dan dikembangkan, selain itu juga penggunaan air yang hemat dalam berbagai hal merupakan salah satu langkah dalam mengantisifasi kekurangan, krisis air bahkan kesulitan air. Hal ini dirasakan oleh beberapa daerah di propinsi Jawa Barat.

Praktek pertanian yang tidak berkelanjutan menganggap tanah sebagai mesin produksi dan tidak memperlakukan tanah sebagai sistem yang hidup serta mengabaikan fungsi dan peranan bahan organik tanah. Disamping itu, upaya peningkatan produksi dan takut kehilangan hasil sekecil apapun, membuat pelaku pertanian seolah sebagai penguasa lingkungan.

Tiga kondisi yang merupakan ongkos mahal yang harus dibayar sebagai akibat sistem pertanian yang dikembangkan selama 50 tahun terakhir adalah :
  1. Kerapuhan Alam Pertanian
    Kerapuhan alam pertanian ditunjukan dengan menurunnya kualitas tanah.Tanah merupakan faktor utama dalam membentuk kondisi lingkuingan pertanian(agro ekosistem), karena tanah merupakan sumbner nutrisi yang mengalir pada semua komponen hidup, dan di dalam tanah terjadi proses perputaran kembali nutrisi tersebut. Dalam hal ini peranan Bahan Organik tanah sangat besar sebagai penyedia dan nutrisi biota.
  2. Ketergantungan Pangan
    Ketergantungan pangan dari luar negeri yang cukup besar akan melemahkan ketahanan pangan nasional, yang gilirannya akan berakibat tidak stabilnya situasi sosial dan ekonomui yang mutlak diperlukan pembangunan ekonomi. Kerawanan pangan sebenarnya tidak hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sesaat (saat ini saja).
  3. Bertani yang terjajah
    Sikap dan prilaku petani dalam bercocok tanam berubah secara drastis. Ciri petani yang dekat dan akrab dengan alam sudah tidak tampak, meskipun beberapa nilai pedesaan masih mereka jalankan. Warisan ilmu titen kebiasaan membaca dan menanggapi perubahan alam serta dalam keterbatasan mampu memamfaatkan potensi alam, hanya menjadi cerita di waktu senggang.
Ada tiga kondisi petani yang dapat dipakai sebagai ukuran pola bertani yang terjajah :
  1. Ketergantungan dengan pihak luar dalam bertani, mulai dari perencanaan sampai memasarkan hasil.
  2. Menjunjung tinggi nilai efektivitas (Produksi tinggi meskipun dengan masukan yang tinggi pula)
  3. Target utama meningkatkan produksi untuk keuntungan dan kebanggaan sesaat, meskipun harus membayar mahal ongkos lingkungan dan sosial.

Apa langkah- langkah dan proses melaksanakan Budi Daya Hemat Air ?
Agar tujuan budi daya tanam padi hemat air tercapai, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya
a. Mengetahui, mengerti dan memahami Permbelajaran Ekologi Tanah (PET), PET merupakan penguatan dari proses belajar pertanian dengan pendekatan ekologis (lingkungan) diartikan sebagai praktek-praktek usaha tani yang berusaha meningkatkan kualitas lingkungan atau tidak merugikan lingkungan dan beruisaha untuk membatasi dan menekan penggunaan masukan bahan kimia sintetis.
Pertanian ekologis tidak hanya memikirkan kelestarian lingkungan saja, tetapi juga tidak memandang peningkatan produksi yang tinggi menjadi tujuan utama berusaha tani. Nilai-nilai keberlanjutan dan pertimbangan-pertimbangan yang jauh kedepan menjadi jiwanya pertanian ekologis (Hukum pengembalian, kearifan tradisional/lokal, dan bertani yang sepandan).
b. Mengetahui, mengerti dan memahami masalah-masalah usaha tani padi sawah terutama yang berhubungan dengan pengaruh penggenangan air pada tanaman padi.
c. Memahami proses dekomposisi di alam terutama yang berhubungan dengan hancurnya bahan organik secara alamiah, sehingga pemaknaan dari proses tersebut dapat menambah bangunan pikiran untuk pengembangan dalam memperkuat terjadinya proses dekomposisi di alam selain bisa mempercepat juga mempertahankan agar proses tersebut memperkuat kondisi ekosistem di lahan sawah. Hal ini erat kaitannya dengan proses biologi , dimana mSikro organisme sebagi pelaku utama penghancuran bahan organik perlu mendapat dukungan agar produktivitasnya optimal dan tetap berkelanjutan.

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat datang di Komunitas budidaya Padi dengan metode SRI (System rice of Intensification)